.

Tongsis si Tongkat Narsis Ternyata Punya Saudara.

Written by on ,

Tongsis si Tongkat Narsis Ternyata Punya Saudara.


Tongsis si Tongkat Narsis
Batang kecil, seukuran spidol besar, terbuat dari alumunium campuran, bisa ditarik memanjang dan bisa dipendekan kembali (teleskopis) persis seperti antena radio teleskopis. Barang ini saat ini lagi trending, mendapat berkah dari pertumbuhan smartphone, social media, gaya hidup narsis, dan tentunya alat pendukung untuk bisa narsis yaitu tongsis atau tongkat narsis, alat bantu potret selfie.
Tongsis tentunya hadir karena kebutuhan. Tapi sebenarnya sejak dulu yang hobi foto, yang sudah memiliki tripod, tentunya sudah sering berkreasi dengan tripod-nya, baik standing tegak, miring, untuk stabilitator saat merekam dan mengambil still picture, untuk mengambil gambar dengan posisi yang lebih tinggi (kalau di mall atau di kumplulan orang banyak). Tongsis adalah simplified dari monopod, monopod sendiri simplified dari tripot, entah kalau tongsis ini akan di-simplified lagi atau tidak.


Tongkerok si Tongkat Kerokan
Bicara tongsis yang timbul karena kebutuhan, lets talk about fun, yang ringan ringan saja, yang berasal dari kreasi. Pernah saya nemukan satu alat, terbuat dari batang besi, dilapis selang, batang besi dilengkapi gagang kayu (seperti gagang wajan/sabit, gagang ini terbuat dari kayu bulat dihaluskan). Batang besi yang telah dilapis selang tadi dibuat melengkung, dan bagian ujungnya terdapat plastik (saya rasa terbuat dari tutup balsem) dibuat sedemikian rupa sehingga bisa terpasang pada ujung besi dengan rapi. Saya mikir, ini alat apaan…. coba saya tanyakan pada pembuatnya, seorang Bapak yang sebenarnya sangat kreatif, ternyata…itu adalah Tongkerok atau Tongkat Kerokan, kata pembuatnya, dengan alat itu seorang bisa melakukan kerokan sendiri. Alat ini saya jumpai sekitar tahun 1989-1990. Mungkin di Indonesia belum ada tongsis seperti sekarang, tapi kalau Tripod sudah ada, karena kebetulan sang Bapak yang buat Tongkerok tadi itu juga punya tripod, mungkin ide membuat alat kerok sendiri itu karena dapat inspirasi dari Tripod.
Terus bagaimana dengan popularitas Tongkerok, entahlah…. saya kurang tahu. Walaupun saya dulu sebenarnya sering kerokan, tapi saya tidak pernah menggunakan alat Tongkerok itu, saya sebel dulu kalau kena hujan sedikit saja langsung sakit, sampai takut kalau kena hujan. Sampai pada akhirnya saya kuliah jauh dari orang tua, saya masih juga takut kalau kehujanan. Ketakukan itu harus dilawan, saya tidak mau tergantung orang, atau minta teman kos untuk ngeroki saya hehehehe. Takut kehujanan bisa membuat saya sakit, akhirnya saya tiap hujan malah langsung hujan hujan, dan saya sugestikan …” I am OK”. Sampai sekarang main air hujan atau lari (baca postingan tentang running disini)  di kala hujan adalah tidak masalah.
OK selamat pagi …selamat beraktifitas.

No comments:

Post a Comment

.